Cinta Tak Pernah Mati: Rahmat Tuhan Tanpa Kemanusiaan

Assalamu Alaikum :D

Akhirnya memberanikan diri lagi mengisi blog ini. Setengah tahun belakangan ini saya lebih banyak berteman dengan bacaan ketimbang nonton film atau baca manga. Alasan terbesarnya adalah laptop saya rusak dan belum baik selama hampir dua semester. Mengira hal ini akan jadi bencana, (Men..bagi mahasiswa, laptop itu setengah kehidupan!) tapi ternyata laptop rusak justru membuat saya menyadari banyak hal.

Ya, benar. Tugas-tugas kuliah dan tanggung jawab sebagai asisten jadi terbengkalai. Kebiasaan mengerjakan tugas di malam hari juga harus dikompromi. Tapi, dari semua itu, waktu-waktu yang sering saya pakai dulu untuk sibuk dengan laptop entah itu untuk download film-lagu, atau menonton anime hingga berpuluh-puluh episode, sekarang saya pakai untuk bercerita dengan teman-teman. Ketika dulu bosan menghinggapi, saya akan mencari sudut ruangan di lab ataupun di kelas kemudian menenggalamkan diri bersama laptop, sekarang saya lebih memilih untuk mengeluarkan bacaan yang belum selesai atau menanyakan kabar teman-teman kelas yang akhir-akhir ini sering saya cueki.

Banyak yang terjadi semenjak terakhir saya memosting blog di bulan Agustus tahun lalu. Banyak cerita yang ingin saya bagi. Tapi, kali ini saya hanya ingin sedikit bercerita tentang bacaan yang baru saja saya selesaikan Subuh ini.

Dengan judul klise Cinta Tak Pernah Mati, mawar merah besar tanpa tangkai, kemudian pemandangan tidak jelas di bagian bawah cover, maafkan saya, kalau bukan rekomendasi, saya tidak akan pernah membeli buku ini. Yah, walaupun saya akhirnya mulai membeli bacaan berdasarkan review dan pengarang, saya masih melihat bacaan dari covernya. (=..=)v

Satu-satunya yang menarik dari tampilan cover adalah nama-nama penulis yang tercantum di bawar mawar merah besar yang mengambil space besar di cover buku ini.

AKUTAGAWA. BALZAC. BJORNSON. CHECKHOV. DOSTOEVSKY. GALSWORTHY. HENRY. JOYCE. KIPLING. MAUGHAM. MAUPASSAT. POE. STRINDBERG. TAGORE. TOLSTOY. TWAIN. ZOLA.

Sekali lihat kita bisa tahu, penulis-penulis ini berasal dari negara yang berbeda. Akutagawa jelas penulis Jepang atau Checkhov adalah nama khas orang Rusia. Saya hanya mengenali beberapa seperti Tolstoy dan Twain. Itu pun bukan karena saya pernah membaca karya mereka, hanya sering mendengar. (Kalau O. Henry, saya pernah baca "Pangeran Kebahagiaan"-dan itu keren!)

Buku kumpulan cerpen dari 17 pengarang terkemuka dari berbagai belahan dunia ini, direkomendasikan oleh kakak-kakak penjaga Pelangi Ilmu, toko buku di samping Kampus Parangtambung. (Ah, rindu juga. Sudah dua bulan tidak ke situ.) Kakak-kakak ini selalu merekomendasikan buku bacaan bagus yang selalu luput dari mata saya. 

"Cerita-cerita di dalam antologi ini bertutur tentang beragam hal, dari kisah cinta yang ganjil hingga kisah misteri benuansa cinta. Kisah-kisah ini menyiratkan kepada kita bahwa di balik segenap suka duka kehidupan, sesungguhnya cintalah yang pada akhirnya akan menyelamatkan kita"

Begitu yang tertulis di bagian belakang cover kumpulan cerpen ini. DAN BENAR MEMANG SEPERTI ITU! (Okay, santai.)

Dua kalimat itu benar-benar merepresentasikan apa yang ada dalam buku ini. 

***Cinta Tak Pernah Mati***

Cinta Tak Pernah Mati karangan Honore de Balzac yang dijadikan "wajah" dalam buku ini misalnya. Balzac menceritakan kisah cinta yang benar-benar tidak pernah akan ada dalam ekspektasi saya. Okay, saya mengakui cinta manusia-binatang itu ada. Tumbuh di keluarga yang memelihara kucing, saya menyadari hal ini. Tapi, Balzac menggambarkan dan menceritakan versi cinta yang berbeda.

Dengan intro cerita latar belakang menonton sirkus, tokoh "aku" dipertemukan tentara tua yang lugu dan rendah hati. Si tentara tua yang terus saja mengoceh tentang hewan-hewan sirkus yang dikendalikan oleh Pak Martin, pengisi acara sirkus, dan membuat tokoh "aku" sedikit kesal. Tentara tua itu kemudian menghadiahinya dengan kisah terindah yang pernah dialaminya sebagai tentara. Kisah ini berjudul "Seorang Lelaki Perancis di Mesir"

"Saat Perang di daerah Perbukitan Mesir, seorang tentara Prancis jatuh ke tangan Arab. Mereka membawanya ke tengah gurun pasir melalui beberapa air terjun Sungai Nil..."

Melihat kesempatan musuh-musuhnya sudah tidak mengawasi, tentara ini melarikan diri-dengan persediaan seadanya. Ia berlari sejauh-jauhnya berharap bisa menemukan pasukannya kembali. Di tengah keheningan gurun pasir yang mengerikan, liar, dan menakutkan, akhirnya ia terdampar di bebatuan yang membentuk semacam gua yang akhirnya mempertemukannya dengan seekor macan gurun-yang cantik.

Saya mungkin tidak sepenuhnya bisa memahami perasaan si tentara yang akhirnya seperti memiliki hubungan khusus dengan macan gurun. Kesepian tanpa pernah lagi melihat manusia mungkin membuatnya terus-terusan berbicara dengan macan gurun itu.

"Satu hari, pada suatu siang yang terik, seekor burung besar terbang melintas di udara. Lelaki itu meninggalkan macannya untuk memandangi tamu barunya. Namun, setelah menunggu beberapa saat Mignonne (nama macan gurun itu) menggeram dalam.
'Ya, Tuhan! Aku sungguh-sungguh yakin dia sedang cemburu!' pikir si tentara"

HAH?! -_-"

Cerita ini diakhiri dengan tentara yang tidak sengaja membunuh sang macan cantik dengan dramatis.

"'Apa yang Anda rasakan di sana?' tanyaku kepadanya.
"'Oh, itu tak mungkin digambarkan, anak muda. Lagi pula aku tak selalu menyesali waktuku bersama pohon-pohon kurma dan macan betinaku. Aku akan sangat sedih dan pilu sepanjang waktu jika aku melakukannya. Di gurun pasir itu, kau tahu, di sana ada segalanya, sekaligus tak ada apa-apa.'
"'Ya, tetapi jelaskanlah--'
"'Hm,' jawabnya, dengan bahasa tubuh yang menunjukkan sikap tak sabar, 'itu rahmat Tuhan tanpa kemanusiaan.''
Oh, baiklah saya tidak akan menceritakan keseluruhan salah satu cerpen dalam buku ini yang memiliki jumlah halaman yang lebih banyak dari keseluruhan cerpen.
***

Sekedar informasi selama membaca buku ini, setidaknya satu kali saya pernah melempar buku ini karena merasa kaget dan takut dengan ending ceritanya. Di lain kesempatan saya beberapa kali mengumpat saat sampai di ending cerita.

Favorite saya itu ada tiga, "Ayah dan Anak" karya Bjornstjerne Bjornson, "Kebahagiaan" karya Leo Tolstoy, dan "Bekas Luka" karya W. Somerset Maugham. Tapi, dari ketiga cerpen itu, Bekas Luka yang benar-benar berbekas saat sekali lagi saya melihat keseluruhan buku ini. Kenapa? Karena endingnya (Maaf) KAMPRET!-_-"

Cerita psikopat karangan Anton Checkhov, "Varka Hanya Ingin Tidur" dan "Kucing Hitam" karya Edgar Allan Poe benar-benar disajikan secara apik. Saya baru menyadari ini cerita psikopat ketika tiba di ending cerita.

Atau cerita karangan Rudyard Kipling, "Hantu Mantan Kekasih", tentang kisah cinta abadi, bahkan ketika maut telah memisahkan. Saat membaca cerita ini saya merinding. Benar-benar mengerikan.

"Kebajikan" karya John Galsworthy, "Tamu Pernikahan" karya O. Henry, "Ibunda" karya James Joyce, dan "Kesetiaan" karya Rabindranath Tagore menceritakan kisah-kisah yang tidak akan terpikirkan saat baru saja membaca judulnya.

Cinta Tak Pernah Mati menjadi buku yang benar-benar membanting emosi saya ke segala arah setelah Kinanthi. (Tentang Kinanthi, karangan Tasaro GK. benar-benar membuat emosi tidak terkontrol. Alur cerita kehidupan Kinanthi benar-benar dahsyat untuk seorang gadis kecil kelahiran Jawa.)

Garis besar Cinta Tak Pernah Mati memang benar-benar bercerita tentang cinta. Tetapi kumpulan cerita pengarang terkemuka dari berbagai belahan dunia ini (beberapa pengarang) menyajikannya dengan cara yang benar-benar ganjil.

Dari 5 bintang, saya kasih 4.
★★★★☆
Yang kurang dari buku ini adalah covernya yang tidak menarik (bagi saya) juga terjemahan judul yang agak kaku.

P.S: Bagaimanapun saya selalu terkesan dengan buku-buku terjemahan yang bisa membuat mengerti. (Men.. translate ke bahasa Indonesia saja tidak mudah. Para penerjemah juga harus memikirkan bagaimana pesan yang disampaikan oleh pengarang itu sampai ke pembacanya dengan tidak banyak merobak kata-katanya.) 

Di surgabukuku.com juga ada review tentang ini, di situ reviewnya lebih bagus hehew -> Cinta Tak Pernah Mati : Antologi Cerpen Klasik

Comments

Post a Comment

Thanks for Read..
hope you Like and give your comment :D

Popular Posts