DIA [curhatsedikit]

Assalamu Alaikum
Magrib, setelah buka puasa. terdengar bunyi teng de de de de deng teng deng. itu bunyi henpon saya. baiklah bunyinya memang tidak se-gaul punya teman-teman saya, yang tiba-tiba terdengar suara merdu penyanyi terkenal ketika ada sms masuk.
Bunyi nda' jelas itu keluar dari henpon saya yang sering disamakan blekberi kawe-kawe-ang. Bunyi pertanda ada sms masuk. Namamu terpampang jelas di henpon itu.
Kau tahu apa yang ku lakukan?
Saya pi duduk di kursi ternyamanku. Pencet tombol “read” dengan santai. Saking santainya saya harus pencet tombol itu dua kali, karena pencetan halusku sepertinya tidak terbaca dimonitor henpon itu.
Ternyata apa ji isinya
            “’Ni cerita tentang BANCI yg ingin insyaf’
            Banci  : besok eike mw (mau) insyaf aja ah.. bosen gini2 truus
Friend : baguslah mumpung belum kiamat. Insyaf  jd cowok lagi kan?! Belum terlambaat tuh, saya dukung deh
Banci   : iiih bukan cyiin, eike mw pake jilbab :P”
Hahaha.. sontak ketawa ka’ iiya. Astagfirullah, padahal orang masih khusyu shalat magrib (saya nda’ shalat, sedang ANU, kalian tahulah).


Anu..anu....
Ku liati, ku amati dan ku hayati nama mu, yang sudah dua kali masuk di inbox ku hari ini. Dan sudah jarang sekali mi sejak satu setengah tahun lalu.
Seketika memori tentang dia di masa lalu terulang seperti film yang ter-rewind dengan jelas, #apaomong
dulu dia tiap hari isi inbox ku dengan kata-kata yang bisa membuat saya melayang
dulu, namanya terpampang jelas di henpon itu minimal 3 kali sehari, hanya untuk menanyakan kabar dan menunjukkan perhatiannya dengan menyuruh saya makan setiap waktu, tapi sepertinya itu bukan bentuk perhatian, tapi lebih ke bentuk kekhawatiran karena bentuk badan saya yang seperti ranting.
Dulu, saya dan mungkin juga dia akan dumba’-dumba’ gleter kalo nda’ sengaja baku liat
Dulu, saya dan mungkin juga dia akan butuh persiapan yang matang Cuma untuk bilang “ei, ada pr besok?” karena saking groginya..
Dulu, saya pernah satu kali mengirimkan pesan, “aku sayang kamu” dan itu adalah pesan begituan pertama yang saya kirimkan untuk laki-laki yang saya sukai.
Ah, sayang.., dia sudah punya orang lain sekarang. J
Hoho. Tapi, Alhamdulillah, sekarang perasaan dumba’-dumba’ itu hilang nda’ tau kemana. Syukur perasaan dumba’ dumba’ itu sudah hilang, saat dia sudah mengatakan yang dia katakan pada saya satu tahun lalu pada sejenis saya yang lain. Karena kalau tidak itu bisa bahaya sekali, untuk saya.
Syukur perasaan dumba’ dumba’ itu sudah hilang, karena dengan begitu saya bisa ngobrol dengan santai dengan dia dan juga teman-teman, tanpa canda-an “cieee..ciee” lagii dari mereka semua.
Seperti postingan sarru' (lebay) saya yang dulu, saya ikhlas mi. 
Hasssek.. pipi’ ji :P

Comments

Popular Posts