Perokok?

Assalamu Alaikum :D

"MAU KO MEROKOK??"
Sontak saya terkaget-kaget mendengar pertanyaannya ketika dia datang mendekati saya dan bertanya,
taken from google
"Kenapai kalau merokok ki?"
Yah bukannya saya beranggapan kalau orang yang tidak merokok lebih baik daripada yang perokok. Dia teman saya, sudah hampir tiga tahun berteman dan tiba-tiba saja dia menanyakan hal itu pada saya. Teman yang ada di depan bangku yang mendengar hal itu pun berbalik dan menyampaikan nasihatnya layaknya manusia-manusia lain yang menasihati para perokok.
Tapi saya tau, bukan itu masalahnya.
Sekali lagi saya bertanya padanya,
"Merokok ko?"
Kali ini dengan suara yang lebih rendah. Tapi dia tidak mau menjawab dan kembali bertanya
"Kenapai ka kalau merokok ki?"
 "Ya, nda' papa!" Sanggah saya, agar dia cepat mengatakan yang sebenarnya.
taken from google's picture
 Dia malah bertanya,
"Waktu mu tau ki anu merokok, apa reaksi mu pale? ilfil ko?"
 "Nda' ji! Ku bilang ji saja 'ternyata merokok ji juga anu'", jawab saya.
"Oh jadi reaksi mu waktu mu tau ki anu merokok, mu anggap ki ternyata sama ji pale sama yang lain", sambungnya dengan lesu sambil perlahan lahan mendorong kursi hendak pergi menjauhi saya.
"Ih nda'-nda' maksudku toh, sekedar bilang ja' ternyata anu juga merokok." sanggah saya dengan cepat dan menghilangkan kata "ji" dalam kalimat itu. dan menarik kembali jaket yang dipakainya untuk menahan dia pergi.
 "Kenapa ko ka? merokok ko?" sambung saya.
"Kalo merokok ka?" kemudian menatap saya sesaat kemudian mengarahkan pandangannya ke arah lain seperti menyiratkan pesan "kalo merokok ka, ilfil ko sama saya?"
Sejenak saya terdiam. Tapi cepat-cepat saya menjawab
"Yaa, nda' papa ji! terserah ji kau! merokok ko ka?" saya mengulang pertanyaan itu terus-menerus mendesak dia untuk menjawab pertanyaan saya.
"Bapak ku merokok ji, tampan ji, pintar ji!" sambung saya.
taken from google's picture

Akhirnya dia mengatakan,
"I smoked since I left Tamangapa!" Jawabnya dengan tampang misteriusnya seolah menunggu reaksi saya.
"ha?"
"I smoked since I left Tamangapa!" Ulangnya dengan lebih mendekatkan wajahnya ke saya.
"ha?"
"I smoked since I left Tamangapa!"
Saya bukannya tidak mengerti apa yang ia katakan. Saya hanya ingin memastikan bahwa apa yang saya dengar bukan halusinasi seperti biasanya. Saya terdiam sesaat memandangnya,

"I don't same with the other! I'm not a harder smoker that smoke many cigarette that spend many cigarette in one day!" dia berusaha menjelaskan sambil memegang-megang kantong celananya bermaksud mengatakan "saya tidak sama dengan mereka yang mempunyai banyak rokok di kantongnya"
Kira-kira itu mungkin yang dikatakannya
"Nda' papa ji", akhirnya saya buka mulut sambil tersenyum kepadanya. 
"Ku percaya jko", sambil menepuk-nepuk pundaknya.
Ya. Satu lagi teman saya yang merokok. Teman yang saya anggap begitu misterius kehidupannya, misterius moodnya, misterius kepribadiannya.Teman yang saya anggap dia orang yang tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
Dia merokok.
Kecewakah saya?
Saya akui ada sedikit rasa kecewa. Seperti sekecewanya saya saat tahu si anu (anu yang ada di pembicaraan awal) merokok juga.

Memangnya ada apa dengan perokok sampai bisa ada rasa kecewa.
Entahlah, saya hanya merasa merokok kebiasaan yang merugikan.

Kemudian saya memposisikan diri sebagai dirinya. Bagaimana bila saya jadi dia. Mungkin dengan beranggapan kebutuhan rokoknya sama saja dengan kebutuhan saya akan makan permen. Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak membeli permen setiap harinya. Mungkin seperti itu.

Tidak papalah. Dia teman saya. Saya tahu dia masih jadi orang baik.
Karena menjadi perokok bukan hal jahat. Walau tidak berarti saya melegalkan kalau kebiasaan merokok itu baik.

Setidaknya saya tahu penyebab dia jadi selalu terlambat membeli kopian tugas-tugas yang harus dikumpulkan.
 :)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sepertinya saya salah persepsi.
Jadi mu ralat, ceritanya ini pi'?
Nda' semua ji.. Cuma kalimat terakhir.
Kenapa?
Dia tidak seperti yang saya bayangkan di kalimat terakhir.
Ambigu

---postingan sebulan kemudian---
-best regards-
Fitrah Amalina

Comments

  1. sorry klo gak nyambung...dont know how to text you... mau nitip sesuatu... check this: http://alittlescratch.blogspot.com/2012/03/pr-tentang-dua-belas.html#more

    ReplyDelete
  2. iya... sorry ya.. hehehe... berharap dikerjakan.. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Thanks for Read..
hope you Like and give your comment :D

Popular Posts