Ah, bapak

Assalamu Alaikum

Hari ini, katanya hari terakhir.
Iya, yang artinya besok tidak bisa lagi.
Jadilah saya mandi, iya mandi. Kemudian berpakaian yang cantik. Dan, sangat perempuan. Iyah.. saya tidak memakai sepatu kets kesayangan lagi. Karena kata ibu saya "biasakan ki pakai sepatu perempuan, jangan beli sepatu kets lagi. Kaya' laki-laki saja."
Walau sedih, saya menuruti kata-kata ibu. Sepertinya banyak benarnya. Saya merasa... sangat perempuan dengan sepatu itu, walau tanpa menggunakan rok cantik. Tapi tenang, saya tetap memakai celana.
"Yang bilingual, ambil di fakultasnya masing-masing", kata bapak yang pernah saya temui beberapa bulan yang lalu. Bapak itu kelihatannya masih muda. Tapi saya tidak pernah berpikir untuk menaksirnya. Tenang saja.
(Mengambil kertas berwarna biru yang sempat saya berikan kepada bapak itu) "Makasih, pak." Balas saya, dengan senyum yang agak tulus.
Ah, Bapak.
Saya melewati berkilo-kilometer jauhnya untuk sampai ke sini. Saya melewati hertasning yang panas dan berdebu itu untuk menemui bapak. Mandi yang bersih, dan berpakaian cantik untuk sampai ke sini, menemui bapak. Menemui bapak untuk mengambil krs. Walaupun saya belum paham sistematika krs, saya berjuang ke sini untuk mengambilnya, karena kakak-kakak senior mengatakan krs itu penting bagi mahasiswa.

Ah, Bapak.

Tapi terima kasih pak, dengan sampai ke sini. Setidaknya saya sudah mandi, dan tidak bermalas-malasan di rumah lagi. Saya juga minta maaf, menuduh bapak tidak ramah. Saya juga salah, tidak bertanya sana-sini sebelum memutuskan untuk pergi.

Oh iya, saya sedang mendengarkan lagu chancenlos yang dinyanyikan oleh Annett Louisan. Lagunya bikin senyum-senyum.

#quickpost

Comments

Popular Posts