Melupakan Seseorang?

Assalamu Alaikum



Lupakan?

Setelah saya membaca tulisan Awal, saya mengingat hal yang pernah saya pikirkan dan sudah putuskan sejak esempe. 

"Saya tidak pernah mau berencana melupakan orang!"

Bagaimanapun bencinya saya sama dia. Mungkin memang hal yang tidak mudah. Awal juga tidak salah. Melupakan orang yang bikin kamu tersiksa bukan hal yang buruk juga. Tapi, saya sendiri sudah janji, untuk diri saya sendiri. Semua orang punya tempat di carta hati saya. Semuanya. Keluarga. Orang-orang yang ingin saya panggil teman. Seorang teman baik. Orang yang saya sukai. Orang yang pernah saya sukai. Orang yang saya sakiti. Orang yang menyakiti hati. Orang yang baik. Orang yang pernah mendengarkan cerita saya. Orang yang mengejek. Mereka yang sinis. Atau siapapun itu. Saya sudah bikin carta hati untuk mereka masing-masing.

Ada yang setiap hari akan selalu saya ingat. Ada yang mungkin di malam hari saya ingat. Ada yang setiap mengingat kata-katanya selalu membuat saya sadar. Mereka semua hadir karena Allah mau kita mengenal mereka. Untuk bikin kita belajar tentang kehidupan. Apa mereka itu lesson atau blessing di kehidupan kita.

Kalau kau bersikeras berusaha "harus" melupakan biasanya jadi diingat terus :)
Saat mengingat hal buruk tentang seseorang, atau bahkan hal buruk yang terjadi dari seseorang yang saya sukai saya suka menggelengkan kepala keras-keras, seolah-olah berusaha melempar kejadian buruk yang bikin saya malu atau depresi.

Satu-satunya hal yang saya lakukan saat benar-benar tersiksa karena suatu keadaan, menyukai seseorang yang tidak menyukai saya misalnya, saya akan selalu berusaha menerimanya dulu. Iya terima semua genjutsu (kenyataan) itu. Terima ketertolakan itu. Bukan hal yang mudah memang. Tapi, kalau sudah seperti itu, rasa ikhlas Insya Allah datang sendiri. :)

Saya pernah seperti itu. Waktu esemma. Begitu sesak. Di HTS mungkin kalian bisa bilang begitu. Tapi, yang terjadi sama kami, saya dan orang yang saya sukai, lebih rumit dari sekedar istilah HTS itu. Ditambah lagi saya tidak pernah tahu harus bagaimana berhadapan dengan orang yang saya suka. Saya terlalu sering bikin kesalahan. Sekelas selama 3 tahun bikin tambah sesak hahah. Saat kelas dua, teman saya kasih tau dia pacaran sama adik kelas yang memang sebelumnya sering cerita kalau dia juga suka sama orang yang saya sukai. (Tentunya dia tidak tahu kalau saya juga suka ^^v) Masa pacaran mereka termasuk lama.

Saya tidak lupa hari itu. Setelah acara Maulid di bulan Februari di dalam ruang OSIS.Tanpa sepengetahuannya, mungkin bisa dibilang saya yang pertama kali yang tahu mereka pacaran. Waktu itu saya kepo hapenya. Maaf hahah.

Saya juga selalu ingat saat mereka berjalan berdampingan di lorong sekolah meninggalkan saya yang sebenarnya saat itu mengumpulkan sumbangan Jum'at dari kelas-kelas, tanggung jawab kami sebagai pengurus OSIS. Saya selalu ingat scene itu. Seandainya itu di anime, kejadiannya nassami sedih sekaliaa..
Tapi, waktu itu..saat itu juga, saya tersenyum. Iya tersenyum. Kenapa? Dia sudah memilih. Dia memilih si adik kelas. Sudah itu saja. Karena memang sebelumnya semuanya tidak pernah jelas.
Saat kelas 3 teman saya bilang dia tidak pernah mau pamer kalau dia pacaran. Saya anggap dia menjaga perasaan saya. Sampai sekarang kami baik-baik saja. Saya senang mengenal dia. Karena menyukainya saya belajar rasa sakit juga yang menyenangkan. Sejak itu saya jadi sedikit dewasa. Saya mau berterima kasih, karena sudah membuat saya dewasa dengan cara yang berbeda.

Mungkin, ini cuma berlaku untuk saya. Saya yang menyukai seseorang terlalu lama. Saya yang sampai usia 19 tahun baru menyukai 3 orang lawan jenis.

Menulis sambil mendengar soundtrack anime Beck ^^v
(Oh, iya Diva pernah kasi tahu saya bagaimana cara melupakan orang. Kayaknya pakai buku tebal begitulah~ saya lupa-lupa ingat. Saya tanya dulu, nanti kalau sempat saya posting di sini, ya. ^^v )


Comments

Popular Posts