Trik Akrab sama Orang

Assalamu Alaikum


Merasa ada yang aneh sama teman sendiri? Mau ki coba kenal sama orang baru? Mau ki mencoba atau bahkan mempererat yang sudah ada? Bagaimana caranya?
Satu ji triknya. Apa itu?
Makan bersama.

Iya. Makan bersama atau makan sama-sama. Di rumah, di warung makan, di kelas, di pinggir jalan. Dibayarkan, bayar sendiri-sendiri, apalagi makan gratis. Sama ji efeknya. Saran saya cuma, cobalah makan sama-sama dengan personil minimal 3 orang dan salah seorang diantaranya sudah akrab dengan kedua orang lainnya, selebihnya biarkan mi mengalir. Hasseek.. :p


Efeknya? Selain menjawab pertanyaan-pertanyaan di awal-awal, makan sama-sama juga menambah bahkan mengubah mood Astagfirullah menjadi mood yang Subhanallah. Iya, makan sama-sama juga bisa jadi mood booster.
 
Sampai harus stalk timeline twitter sendiri hingga bulans September tahun lalu untuk cari foto ini. Ah, sudah lama sekali, ya. :) 
Seperti yang terjadi kamis lalu, saat makan siang di ICP C jam 12-an pergantian mata kuliah dan istirahat shalat dhuhur. Walau tidak seperti di awal-awal semester, (seperti di postingan ini) dengan makanan bergizi dan jumlah personil yang lebih banyak, kesan akrab tetap saja bisa didapat.

"Ternyata makanan manis yang dimakan sama teman-teman bisa bikin senyum-senyum", batin saya waktu itu.

Bahkan walaupun saya tidak ikut berpartisipasi untuk penggalangan dana makan siang waktu itu, mereka tetap baik-baik saja ke saya. Padahal, sebelumnya saya masih dalam keadaan moodiness.
Masih dipanggil makan es teler sama Ayu, Tari, dan mereka-mereka, bikin saya merasa keberadaan saya masih ada di kelas. ^^

Kemudian, malam kemarin. Saya berkesempatan ikut makan bersama dengan kakak-kakak asisten dan peserta magang. Ini baru yang pertama kalinya.
Jujur saja. Di lab jurusan saya jarang ikut makan siang bersama. Entah, selalu ada keperluan lain. Jujur lagi, saya baru dua kali makan di sana, itu pun sendirian, karena yang lainnya sudah selesai makan. Satu kali di ruang "makan" lab yang baru saja direnovasi, sambil melihat-lihat buku-buku di dalam lemari, sambil kepedisan sendirian, sambil melihat piring dan tempat makan lainnya. Kali lainnya, saya makan di dekat Awal, di FO, sambil nonton stand up comedy, sambil gelap-gelapan karena belum tahu saklar lampu di mana.

Semalam, makan sama-sama tidak bersama Awal. Saya tidak bisa menghubunginya karena alasan klasik. Pulsa habis. Entah, sudah berapa kali tetua lab jurusan, Kak Bullah (ehehh :v) menanyakan keberadaan Awal.
"Dimanai Awal?", saat ketemu di depan jurusan, setelah shalat Ashar.
"Seandainya ada Awal.", saat baru saja beli ticket untuk masuk pameran di CCC.
"Kalau ada Awal ini..", sesaat setelah keluar dari pameran dan ketawa-ketawa dengan yang lainnya.
Dan bentuk "Dimana Awal" lainnya.

Dimana ko kah, Wal? =3=
Mentang-mentang sudah berbahagia jalan-jalan di Fort Rotterdam dan punya rasa yang baru :p
Sakit ko?

Bersama Kak Wea' dan Sayu, juga Kak Bullah, Kak Irsan, Kak Jundi, Kak Andika, Kak Muhlis, Iwan, Ramdhan, Abdul, Yusran, (sudah semuanya mi ini? (--,)v Maafkan, punya ingatan yang tidak begitu baik.) Setelah dari pameran di CCC, kita singgah makan di Landak. Dan itu GE-RA-TI-SS!!

Jadi, makanan apa yang paling enak di dunia ini?
Makanan halal yang GRATIS Hoahaahahah
(Terima kasih, Kak Andika. Doa-doa kami menyertai, kakak.)

Tidak menyangka saya jadi satu-satunya yang pesan menu berbeda -_-". Rasanya aneh. Bukan makanannya yang rasanya aneh. Tapi, jadi satu-satunya yang berbeda itu rasanya aneh.
Yah, dari makan-makan begini, saya sedikit tahu karakter-karakter kakak yang lainnya.

Apalagi saat saya dan Iwan terlambat sampai di tempat makan. Ungkapan “khawatir ka’ sedding”, itu benar-benar..makes you smile. Seperti kepedulian Iwan ke teman-teman lainnya, tapi ini versi Kak Bullah.

Tadi malam ditutup dengan aksi Kak Mukhlis yang sungguh berada di luar dugaan humor-humor dewasa yang sedang berkembang. (Eh, apa ini? :v) Saya cuma berpikir darimana Kak Mukhlis bisa tahu 'hal itu'? Bahahahah.. Saya sampai tidak bisa berhenti ketawa saat perjalanan pulang. (Bisa..bisaa na.. na tau..) (--.)

"Mu tahu mi bagaimana anak-anak lab, toh?" kata Iwan yang saya yakin juga sedang senyum-senyum hampir ketawa walau tanpa menoleh belakang, ke bagian belakang sepeda..~ Eh?

Tentu saja Iwan. Kau.., bukan cuma kau. Ramdhan, Abdul, pengakuan Yusran, pengakuan Nurma, dan nassami Kak Bulla' juga asisten dan peserta magang lainnya. Kalian semua mencintai lab. Saya juga akan.

Ini yang ketiga kalinya mka' ke pameran. Uwooh.. sempat ka' singgah di booth Diafragma. Di situ na perkenalkan ki sama kamera-kamera jadul. DAN BISA KI COBA-COBA KAMERANYA! Baiklah, itu ungkapan kebahagiaan sebenarnya. Hohoh (--,)v

    Awal ka tidak adai.
Ayo, makan sama-sama! :)


Fitrah Amalina
Batuk-batuk semalaman karena pulang malam-malam tidak pake dan lupa bawa jaket tebal.
Masih menunggu makanan halal yang gratis lainnya.

(Oh, iya. Kenapa postingan ini pake gaya menulis waktu awal-awal bikin blog? Yah, beginilah saya) ^^v

Comments

Post a Comment

Thanks for Read..
hope you Like and give your comment :D

Popular Posts