Sampai Jumpa di Lain Waktu (Orang yang Ku Sukai)
Perasaan
kalut itu datang lagi. Datang lagi ketika semuanya baik-baik saja.
Setiap yang diam-diam menyukai dan setiap
yang rasa sukanya yang bertepuk sebelah tangan tahu, sungguh menyakitkan ketika
tahu orang yang disukai memilih menyukai orang lain. Tentu kami tahu. Itu sangat menyakitkan. Sangat.
Saya pun dari dulu tak pernah menyalahkan
rasa.
Mengapa rasa mengarahkan pada orang ini dan
orang ini.
Sungguh, itu selalu menjadi pertanyaan. Tapi, saya benar-benar tak
pernah menyalahkan rasa.
Menyukaimu..
Aku
tak pernah tahu mengapa rasa memilihmu.
Aku
hanya merasa berdosa karena menjaganya. Menjaga rasa ini hingga terlalu lama
tinggal.
Kalian tahu, itu bukan bullshit. Itu bukan omong kosong. Rasa itu benar-benar ada.
Berbahagia untuknya juga yang telah memilih orang lain.
OMONG KOSONG?
Kalian harus tahu bagaimana ketika Aisyah
merelakan Fahri untuk menikah dengan Maria di novel Ayat-ayat cinta.
Kalian harus tahu bagaimana Nanami berusaha
dan menyemangati agar Sorata memberi tahu Shiina tentang perasaan sukanya di
anime Sakurasou no Pet no Kanojo.
Kalian harus tahu bagaimana niat tulus dan keseriusan Shizuru saat mengatakan "Aku ingin orang yang ku sukai disukai oleh orang yang di sukainya" ke Makoto.
Kalian harus tahu senyum tulus Ko Jingteng
(Koteng) di pernikahan Shen Jia Yi, orang yang disukainya selama 8 tahun di novel You Are the Apple of My Eye.
Kalau kalian benar-benar suka pada
seseorang, kalian akan tahu rasanya. Rasa yang seperti itu memang benar-benar
ada. Mendoakannya bahagia bersama dengan orang yang dipilihnya.
Ketika
aku tahu orang yang ku sukai menyukai orang lain,
tentu saja aku tidak bisa baik-baik saja dengan itu.
Orang yang disukai memilih orang lain.
Mencoba
menerimanya, tentu rasanya sakit.
Untuk
setiap rasa yang dijaga, untuk setiap bahagia karenanya, ia lebih memilih orang
lain.
Tidak
pernah ada yang bisa baik-baik saja dengan itu.
Transisi hati pasti terjadi.
Kita yang berbahagia kemudian bersedih
hati.
Tapi, rasa benar-benar tidak pernah salah.
Ketika rasa sakit sudah diterima, rasa itu
akan berangsur-angsur baik. Percayalah.
Perasaan seperti, “Aku mungkin belum cukup ‘perempuan’ untuk bisa disukai” atau
seperti “Dia mungkin memilih yang lebih
baik. Orang yang dipilihnya benar-benar lebih baik.” Atau ketika sedang
tinggi hati, perasaan seperti “Apa
lebihnya orang yang dipilihnya?” akan mengganggu pikiran. (Tapi, tidak. Semua orang memang akan memilih
yang lebih baik.)
Yang perlu dilakukan hanyalah.. tidak
membencinya.
Tidak membenci orang yang disukai karena tidak memiliki perasaan
yang sama dengan yang dimiliki.
Sama seperti saat menyukainya, ia masih
menjadi orang yang baik. Ia hanya menjadi terlihat tidak baik (bagi
kita) karena memilih orang lain. Percayalah! Terkadang banyak orang yang tidak
kita sukai hanya karena ia tidak melakukan hal-hal yang kita inginkan.
Ia masih menjadi orang yang baik ketika
memilih orang lain. Karena selalu, rasa benar-benar tidak salah. Karena rasa
tidak salah, orang yang disukai pun tidak salah. Ia hanya menyukai orang lain,
seperti kita yang menyukainya.
Rasakan sakitnya dan terima.
Ketika kita benar-benar menerima, yang
tinggal hanya rasa terima kasih.
Terima
kasih karena dan untuk perasaaan ini.
Terima
kasih karena sudah mendewasakanku dengan cara yang berbeda.
Aku
benar-benar suka saat-saat menyukaimu.
Aku
mungkin akan menemui orang lain lagi untuk disukai. Kalaupun tidak, itu tak
mengapa.
Karena walaupun semua orang di dunia ini memaksamu
untuk bersamaku dengan perasaanmu yang masih sama, kita tidak akan pernah
benar-benar bersama.
Hai,
orang yang ku sukai.
Aku
benar- benar menyukaimu. Sangat menyukaimu.
Aku
tahu kau memilih orang lain, dan itu tidak apa-apa.
Teman-temanku
mulai menerka, tentu itu sangat mengerikan buatku. Karena sampai saat ini aku
masih mencoba merahasiakan siapa kamu. Terlebih lagi ketika semuanya menjadi
salah paham, entah mengapa itu membuat khawatir hingga bikin sakit. (Kenapa harus seperti ini? Kenapa kalian salah paham? Atau aku yang salah paham? Kenapa kita harus membicarakan ini? Ini sangat menggangguku. Kenapa harus seperti ini?)
Tapi,
terkadang sangat menggelikan ketika mereka salah menerka.
Aku
tidak ingin menyakiti siapapun karena perasaan ini. Karena sungguh aku hanya
sedang menyukai. Memangnya apa yang bisa kulakukan untuk bisa lebih dari ini?
Karena
itu aku merasa berdosa ketika menjaga perasaan ini.
Tapi,
percayalah “Aku benar-benar mendoakanmu berbahagia dengan orang yang kau pilih”
Terima
kasih untuk perasaan ini.
Benar-benar terima kasih untuk perasaan
ini. Semoga kita bisa berjumpa lagi di lain waktu.
Fitrah Amalina
May 7, 2014
Semoga kita bisa berjumpa lagi di lain waktu? Itu seperi menyelipkan harapan untuk ingin tetap bersama. :D
ReplyDeleteKalau tidak perlu melihat kenyataan hidup, setiap orang juga ingin bisa bersama dengan orang yang disukai.
DeleteAh, Wal. Kita terlalu lama tidak saling bicara. Kita harus bicara. Saya sedang berantakan.