Kapan Saya Menjadi dewasa?
Assalamu Alaikum
Teman-teman yang telah dan akan berulangtahun..
Apa yang kalian rasakan saat berada di tanggal yang sama di hari kelahiran kalian setiap tahun?
Setiap kita tahu, kita merasa sama saja. Ulang tahun ke 11. Pergantian usia 16 ke 17, hingga meninggalkan usia belasan. Rasanya tidak terjadi apa-apa.
Mengharap kedewasaan saat berulangtahun, seolah kedewasaan adalah hal yang agung untuk setiap pertambahan umur. Melihat diri di cermin dan baru menyadari kalau kita sudah tumbuh besar tanpa disadari.
Tidak. Sesungguhnya perubahan besar itu bisa terjadi setelah 1 atau 2 bulan setelah ulang tahun, atau bahkan butuh berbulan-bulan menyadari bahwa kita sudah semakin bertambah umur. Menyadari di usia seperti ini seharusnya bisa melakukan hal-hal yang orang bilang sepadan dengan umur.
Hari ini setelah makan subuh berdua, ibu bercerita tentang kepedihan hidupnya. Hebat, saya tidak menangis tadi. Tapi, baru sekarang. Kepedihan yang sebenarnya saya sudah tahu sejak dulu tapi, tidak pernah saya hiraukan. Ibu mencoba menasehati saya, tetapi saya tahu sesungguhnya ia hanya sedang berbicara pada dirinya sendiri.
Supaya seperti teman perempuan lain, "Foto dengan Ibu" (Ini adalah salah satu dari sedikit foto saya dengan keluarga hohoh) |
Ada hal yang sangat ingin ibu lakukan di masa muda dan karena kehidupan tidak mengijinkan untuk melakukannya, maka ibu mengubur dalam-dalam impian itu. Dan ibu tahu, sejak ia mulai melupakan impiannya, ibu tahu ibu akan menyesal di hari tuanya. Dan benar, rasanya perih sekali.
Anak muda, berapa kali para orang tua memberi tahu untuk melakukan dan mewujudkan keinginan di masa muda. Film-film yang kita tonton dan beberapa buku bacaan, selalu membicarakan ini, kan
Bukankah ini sudah bisa menjadi bukti yang cukup untuk berhenti bermalas-malasan di usia muda?
Sesungguhnya menulis seperti ini rasanya berat. Kenapa? Kak Bullah dulu pernah mengingatkan, ketika kita mulai memberi tahu hal baik pada orang lain, kita juga harus berusaha melakukan apa yang telah dikatakan. Kalian tahu, kan? Kalau saya ini pemalas kelas Shippuden.
Teman, saya pun terkadang bahkan seringkali mengabaikan ibu. Kesal ketika dimarahi, menjadi diam karena merasa tidak disayangi. Tapi teman, sesungguhnya perempuan yang paling cerewet mengomentari kehidupanmu adalah seorang perempuan yang paling peduli padamu.
Teman, ketahuilah..ketika orang tua kita mulai membicarakan masalahnya pada anaknya, sesungguhnya mereka sudah menganggap kita dewasa. Dan setiap kali saya menyadari ini, saya selalu merasa berdosa. Merasa berdosa, mengapa saya tidak bersikap dewasa. Tidak mengerti ibu. Merasa berdosa karena seringkali ego menghancurkan harapan-harapan orang tua.
Saya tidak seperti adik-adik yang selalu bersemangat menceritakan segalanya ke ibu bapak. Terkadang bahkan, saya lebih pendiam di depan ibu bapak. Ketika saya salah dan dinasehati, saya diam saja. Kalaupun saya benar, dan ibu bapak salah paham saya tetap diam saja, tidak berusaha mengkonfirmasi. Ya, saya anak yang seperti itu.
Sejak mulai kuliah saya jadi sering berada di kamar. Seharian. Ibu bapak bahkan seringkali menegur saya seperti anak kos. Makan dan menghabiskan waktu di kamar. Kalau tidak di kamar. Saya di luar rumah.
Pernah, sekali, saya memutuskan untuk lebih 'hidup' di rumah. Meng-cancel dan menolak ajakan teman untuk keluar rumah. Bahkan, rapat pun pernah saya tidak ikut. Tapi, saya menyadari, itu adalah perbuatan yang tidak bertanggung jawab.
Saya tahu, saya kekanak-kanakan dan keterlaluan. Sekali.
Pernah baca "Perjalanan Rasa"nya Fahd Djibran? Di bagian pertama Fahd Djibran menceritakan tentang ibunya. Tentang kesalahan yang dilakukan di masa lalu, dan saya merasa berdosa seperti yang tokoh "aku" rasakan. Kemudian, saat saya meminjamkan buku ini pada teman dari kelas sebelah, ia mengatakan bahwa bagian tentang ibu si tokoh "aku" ini parah sekali. Saya heran.
"Nda' merasa begitu ko?"
"Nda' sampai seperti ini jka saya.", jawabnya.
Oh, baiklah. Saat itu saya akhirnya sadar sekali lagi. Saya memang keterlaluan. Benar-benar keterlaluan.
Saya tidak menyadari bahwa ada orang yang selama ini sudah menyemangati saya. Setiap hari. Sejak lahir.
"Semangat-semangatko hidup. Kalau orang mau sukses itu hidupnya harus semangat. Capai semua ki cita-citamu. Jangan seperti ibu, tua pi baru menyesal"
Hmph.
Rasanya ada yang menghimpit di dada. Rasanya sesak. Seperti sangat ingin melakukan sesuatu untuk ibu. Tapi, selalu merasa diri belum mampu.
Itu rasanya sesak.
Kapan saya menjadi dewasa?
Saat sampai di titik-titik seperti ini, menyadari sesuatu. Saya seringkali duduk memeluk lutut kemudian mengumpat dalam hati, "Apa yang sudah ku lakukan dengan hidupku?!" "20 tahun hidup di dunia adalah waktu yang banyak untuk melakukan banyak hal!", "Kenapa nda' bikin pka' apa-apa?!"
Labil. Sotta'. Gila. Baga. Malas. Lambat. Tertutup. Cemburu. Putus asa. Mengulur waktu. Lama tenggelam dan terhanyut (?) Ini orang atau ikan mati.
Walaupun terlihat cuek, sebenarnya saya tipe orang yang terlalu mendengarkan semua yang dikatakan orang lain. Dan sering linglung, tidak tahu bagaimana memberi tahu atau menjelaskan apa yang sebenarnya membuat sakit, apa yang sebenarnya dipikirkan.
Di postingan ini pun, saya masih bertanya-bertanya tentang kedewasaan.
Kapan saya bisa dewasa?
Ibu, kapan saya bisa menjadi dewasa?
Fitrah Amalina
August 11, 2014
5:56 AM
Masih tidak terima dengan label "tidak ada perubahan" setelah 3 kali reuni sd.
(Mennn! Ini sd! Sekolah dasar! Saya masih bisa terima kalau ini reuni sma) -__-
Kedewasaan cepatlah datang.
Supaya saya bisa berjalan dengan anggun.
Supaya saya bisa berbicara dengan baik.
Supaya saya bisa menghargai hidup lebih baik.
Supaya bisa merobek label "tidak ada perubahan" itu (--")
When i was reading Perjalanan Rasa, I sat and wept. :D
ReplyDeleteApakah kita benar-benar jodoh Awal? :' kita banyak merasakan hal yang samahahahah
Deleteterlalu banyak kesamaan yang bikin tidak cocok mestinya :D
DeleteAh, pengakuanmu.. kita tidak cocok ya... (--.)
Delete"Labil. Sotta'. Gila. Baga. Malas. Lambat. Tertutup. Cemburu. Putus asa. Mengulur waktu. Lama tenggelam dan terhanyut (?) Ini orang atau ikan mati."
Deletesaya juga rasakan ini
Mau tongka maccoment deh, katanya seniorku kalau dewasa baca buku terussss....
ReplyDeletemaksudnyeehh :v
Deletetulisannya bagus sis, udah berapa tahun hobi menulis?
ReplyDeleteTerima kasih. :D
Delete