Pelayaran Kelas Terakhir

Assalamu Alaikum

Pelayaran ke 23 adalah kelas terakhir The Floating School untuk musim ini.
Tetapi sesungguhnya ada lebih dari 23 pelayaran ke 3 pulau, karena kakak-kakak TFS suka datang walau bukan hari Minggu karena rindu.

Aku merekam sebanyak-banyaknya.
Aku merekam suara-suara.
Aku merekam wajah-wajah.

Aku tahu akan rindu hari-hari berfloatingschool.

***
Sejak ikut kelas pertama di bulan Maret lalu, aku benar-benar menikmati setiap menit-menit keberangkatan hingga pulangnya. Aku tidak pernah bosan untuk bilang The Floating School itu benar-benar tempat belajar.

Maudy Ayunda pernah bilang,
"Beradalah di tempat yang kita adalah orang paling bodoh. Jadi, kita bisa terus berkembang."

Di The Floating School, aku hidup dengan dikelilingi kakak-kakak yang sudah lebih dahulu menjalani sebagian mimpinya. Duduk bersama kakak-kakak yang sudah melakukan banyak hal hebat dalam hidupnya.

Sejak mengikuti kegiatan volunteering, aku banyak bertemu orang-orang hebat. Mereka hebat bukan karena punya kekuatan super, bukan karena mereka bisa apa saja, bukan karena selalu bisa menghadapi segalanya. Mereka hebat, karena selalu mau belajar.


Ya. Belajar.
Hal yang baru ku pahami dengan baik dua tahun terakhir ini.
Hal yang membuatku selalu bersemangat untuk berusaha melakukan hal dengan baik.
Hal yang membuatku kembali mempercayai bahwa mimpi-mimpi hadir untuk didekati dan diwujudkan.

Dan ya.. semakin banyak orang ku temui, semakin aku sadar jarak yang aku tempuh masih panjang.
Tapi, bertemu orang-orang baik seperti mereka, aku jadi percaya aku bisa mencapai sejauh apapun tujuanku.
***

20 Agustus kemarin, Pulau Satando lebih ramai dari biasanya.

Rangkaian acara 17 Agustus-an masih berjalan. Suara riuh warga pulau bahkan sudah terdengar saat kapal Dg. Sikki menepi di dermaga.

Aku menyusuri jalan utama. Menuju belakang sekolah tempat perlombaan diadakan.
Aku di sambut anak-anak dari Kelas Cilik. Mereka memberitahu jadwal perlombaan yang akan diadakan hari ini dan memohon ke setiap kakak-kakak The Floating School untuk tinggal melihat.
Sayangnya, kami tidak bisa mewujudkan. Kami harus cepat pulang hari itu. Beberapa kakak memiliki agenda di Makassar yang harus dihadiri.

Pukul 10:24 pagi, kelas dimulai.
Hari ini Kak Abel dan Kak Uni tidak hadir. Kak Abel sedang di Banjarmasin menghadiri resepsi sahabat baiknya sedang Kak Uni sakit kakinya.
Aku sendiri selalu merasa tidak lengkap kalau ada dari kakak-kakak inisiator atau fasilitator yang tidak datang.

Hari ini, kami dikunjungi volunteer-volunteer hebat dari Aceh.
Mereka membawa media untuk dongeng yang kunantikan. Sayangnya aku tidak sempat melihat.
Saat mereka menitip media dongengnya di sekolah, aku dan adik-adik kelas menulis bermain dengan itu, membuat cerita-cerita konyol dengan wayang. Di sebelah kami, ternyata adik-adik kelas pra-karya menyimak. Dan mereka tertawa kegelian.

Hari capek membahagiakan itu berakhir lagi.
Pukul 3:11 kami berlayar kembali ke Pelabuhan Maccini Baji dengan bukan kapalnya Dg. Sikki.



Hari itu berakhir dengan sedikit kocak.
Karena aku bawa motor sendiri, kakak-kakak lain memacu kendaraannya duluan.
Jadi, aku tinggal sendiri saat kunci sadelku tidak bisa terbuka.
Kunci sadel tidak bisa terbuka, aku tidak bisa mengambil helm dan jaketku. Duh.

Alhamdulillahnya, ada Kak Accul yang kembali ke lorong dermaga, membantu membukakan.
Hidupku selamat lagi dari masuk angin dan tilang dari polisi.

Pukul 4:07 aku belok tidak pulang ke Makassar.
Aku masuk ke Balocci dengan lagu jekate di telinga.

Terima kasih.
Hariku sungguh menyenangkan lagi.




p.s. Ku sungguh ingin bercerita banyak lagi tentang The Floating School, tentang perkembanganku selama di sana, tentang perasaan-perasaan dan hal-hal baru yang menguatkan. Doakan aku selalu sehat, ya. Terima kasiiih.

Comments

Popular Posts